Kodim Kebumen Gelar Serbuan Teritorial Baksos Pengobatan Umum dan Gigi Gratis

Kodim 0709/Kebumen Gelar Serbuan Teritorial Baksos Pengobatan Umum dan Pengobatan Gigi Gratis

Kodim 0709/Kebumen Gelar Serbuan Teritorial Baksos
Pengobatan Umum dan Pengobatan Gigi Gratis

KODIM 0709/KEBUMEN – Bertempat di Balai Desa Selokerto Kec. Sempor Kab. Kebumen, Sabtu (14/2/2015) Kodim 0709/Kebumen melaksanakan serbuan teritorial kegiatan bakti sosial pengobatan umum dan pengobatan gigi gratis bagi siswa SD dan masyarakat bekerjasama dengan Pemkab Kebumen dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Kegiatan dilaksanakan di tiga Kecamatan meliputi Desa Tlogodepok Kec. Mirit, Desa Kaligending Kec. Karangsambung dan Desa Selokerto Kec. Sempor Kab. Kebumen kegiatan yang dimulai dari tanggal 13 sampai dengan 14 Februari 2015 secara terpusat pencanangannya dilaksanakan di Balai Desa Selokerto Kec. Sempor.

Dalam sambutannya Dandim 0709/Kebumen Letnan Kolonel Inf Putra Widyawinaya, S.H mengatakan “Pemerintah melalui kebijakan bidang kesehatan yang tertuang didalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah. Lebih lanjut beliau juga menyatakan bahwa, penyakit Gigi dan Mulut merupakan Faktor Risiko dan Fokal Infeksi Penyakit Sistemik. Oleh sebab itu seseorang dikatakan tidak sehat bila tidak memiliki Gigi-Mulut yang sehat.

Hampir seluruh masyarakat dunia menderita penyakit gigi dan mulut. Riskesdas 2007 melaporkan 75% penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi; dengan tingkat keparahan gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi setiap orang. Dapat dibayangkan betapa besar beban pelayanan kesehatan gigi apabila masyarakat menyadari penyakitnya dan datang berobat ke pelayanan.

Riskesdas 2007 juga melaporkan penduduk Indonesia yang menyadari/ mempunyai persepsi dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%, dan diantara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi; Berarti effective demand berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya 7%. Temuan selanjutnya yang mendukung adalah angka keperawatan yang sangat rendah, terjadinya keterlambatan perawatan yang tinggi, dan kerusakan gigi sebagian besar berakhir dengan pencabutan.

Baca juga   Danramil 15/Klirong Hadiri Acara Lepas Sambut dan Sertijab Kepala Desa Kedungwinangun

Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan teknik pencegahan yang sudah dikenal. Riskesdas 2007 melaporkan sebagian besar penduduk berperilaku menyikat gigi setiap hari, namun perilaku yang benar baru mencapai 7%. Dengan demikian perlu ditingkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penduduk terhadap pemeliharaan kesehatan gigi “. pungkasnya.  

“Layanan yang kami berikan meliputi pemeriksaan gigi, edukasi kesehatan gigi, penambalan gigi sederhana, pencabutan gigi tanpa komplikasi, pembersihan gigi dan pengobatan gigi berlubang,” jelas Koordinator Kemahasiswaan FKG Universitas Gadjah Mada, drg.Yuni Handayani, M.Kes..PhD.

Masih menurut drg.Yuni Handayani, M.Kes.PhD. tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi. Selama ini sakit gigi masih diremehkan oleh masyarakat, karena dianggap tidak mematikan. Padahal mulut adalah gerbang masuknya makanan, jika mulut tidak sehat maka badan juga sakit. Bahkan banyak penyakit berat semisal jantung, diabetes bahkan HIV/AIDS gejalanya dapat dideteksi dari kondisi kesehatan mulut. “Oleh karena itu kami adakan sesi edukasi kesehatan gigi dalam acara ini, terutama bagi anak-anak dan pelajar,” tambah Wakil Dekan FKG UGM Yogyakarta.

Data yang didapat dalam penyelenggaraan pada tiga wilayah kecamatan yakni Sempor, Mirit dan Karangsambung sebanyak 2.285 orang data ini meningkat tajam dari tahun sebelumnya hanya mencapai 1.500 orang hal ini karena didorong oleh kesadaran masyarakat akan pentingya menjaga kesehatan.