JITUT Desa Sidoharjo, Meningkatkan Swasembada Pangan 15 Persen
KODIM 0709/KEBUMEN, Di motori Babinsa Koramil 06/Sruweng bersama masyarakat, jajaran Muspika Kec. Sruweng, Dinas UPTD Pertanian Kec. Sruweng dan Gabungan Kelompok Tani menggelar aksi perbersihan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), Jum’at (29/5/15).
Dalam kesempatan tersebut Babinsa Koramil 06/Sruweng dan Kepala Dinas UPTD Pertanian Kec. Sruweng, kegiatan ini dilaksanakan di seluruh jalur yang dilalui aliran air yang mengaliri sawah seluas 87,5 hektare yang secara serentak melakukan kegiatan, untuk mendukung target pemerintah dalam mendukung peningkatan swasembada pangan 15 persen secara nasional.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Camat Sruweng dan Kepala Desa Setempat Bp. Sudarso Kepala Desa Sidoharjo merasa senang dengan adanya kegiatan ini semoga aliran air di wilayah Desa Kami dapat lancar kembali sehingga dapat meningkatkan hasil panen padi pada musim panen sekarang, saya yakin atas komitmen Babinsa, Camat, UPTD khususnya penyuluh harus lebih giat dalam mensukseskan program tersebut, ujarnya.
Sidoharjo memiliki Indeks Pertanaman (IP) sangat potensial. “Saya yakin targetnya peningkatan produksi 15 persen pasti bisa dan mampu merealisasikannya, karena saya menganalisa kultur Sidoharjo yang sangat mendukung,” tambahnya.
Setidaknya, 3 potensi yang bisa membuat program peningkatan swasembada pangan 15 persen itu yakni, pertama Sidoharjo lahannya subur, kemudian wilayahnya 15 persen termasuk pesawahan dan di tengah-tengah kecamatan ini dialiri aliran irigasi yang lancar.
Kedua, masyarakat Sidoharjo termasuk orang yang tangguh dan gigih, hal ini bisa dilihat dari semangat mereka saat bekerja disawah yang selalu diaflikasikan dalam melaksanaka program pemerintah termasuk kegiatan swasembada pangan.
Ketiga, Sidoharjo memiliki ciri agamais, jadi dalam konsep Islam ada bertanam secara Islami, di sini perlu kejujuran, keuletan, talaten seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, Kades Sidoharjo menjelasakan daerah ini sangat tinggi potensinya untuk swasembada beras di Kabupaten Kebumen, tapi infrastrukturnya masih bangunan zaman orde baru. “Kita menyadari kalau pangan itu termasuk hal yang paling dikhawatirkan didunia, jadi dengan adanya program pemerintah pusat untuk membangun kembali kekuatan pangan nasional, tentu daerah sangat siap, cuma singkronisasi antara, petani, pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” bebernya.
Termasuk, kata Sudarso, perlu pemerintah pusat untuk memperhatikan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), untuk Sruweng dari segi pendanaan perhatian masih sangat rendah, ini tentu perlu dukungan dari pemerintah Kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat.
“Kemudian yang tak kalah pentingnya, yakni panca swasembada pangan, yakni benih, irigasi, saprodi, penyuluh dan pemasaran, ini sangat menentukan sekali dalam pencapaian swasembada pangan, baik daerah maupun pusat,” pungkas Sudarso.
Tambahnya, untuk produktifitas padi sawah di Sruweng sudah cukup lumayan karena petani sudah bisa menghasilkan 5 ton per hektar, kendalannya karena kurang sarana dan fasilitas, sehingga banyak petani di Desa Sidoharjo mengalihfungsikan lahannya.