Babinsa Koramil 10/Prembun Basmi Hama Walangsangit
KODIM 0709/KEBUMEN, Serda Rebino anggota Koramil 10/Prembun Dim 0709/Kebumen besama dengan PPL Ibu Puput & Ketua Poktan Bpk Kasiran, melaksanakan kegiatan pendampingan pertanian dalam rangka penyemprotan hama walangsangit yang menyerang tanaman padi jenis Ciherang dan jenis IR 64 di lahan seluas 3,5 Hektare, pada lahan milik anggota kelompok tani “Pelita Jaya” yang bertempat di wilayah RT 01 RW 02 Desa Kabuaran Kec. Prembun, Kebumen. Kamis (18/2/16).
Upaya penyemprotan yang dilakukan Babinsa Koramil 10/Prembun bersama PPL dan Poktani ini, adalah langkah penanganan agar hama walangsangit yang menyerang tidaklah meluas ke lahan lain, sehingga tidak mengkhawatirkan kondisi tanaman, dan langkah ini dilakukan secara intensif guna menekan kembangbiak hama.
Sekilas cara penanganan hama walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau.
Walang sangit ini berwarna hijau kemerah- merahan. Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji akan berwarna kehitam – hitaman.
Faktor – faktor yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut :
- Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
- Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
- Penanaman tidak serentak.
Pengendalian hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut:
- Menanam tanaman secara serentak.
- Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
- Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
- Penangkapan menggunakan umpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
- Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
- Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat. (pard).